Gelisah Daun

Ruang hening dan sepi mengurung jiwa
di langit bertengger satu rembulan purnama
cahayanya memancar menembus kabut
hawa dingin dan sejuk
saat aku termenung

Gelisah daun berembun, segelisah aku...........
bertanya di atas pengharapan tersisa
kedamaian yang hilang di muka bumi
akan kah kembali lagi?
atau semakin pergi...

Purnama di sampingku
mendengar keluhanku
tak mau ia pergi
di gantikan sang fajar.....

Ketika Senyum Terkalahkan

Ada resah....
yang tak sanggup kutepis
ada hati..
tenggelam di samudera luas tak terbatas..
akankah ku genggam tujuan,
jika tak ada senyum untukku lagi...

Arti senyummu
adalah semangat hidup
untuk ku kejar lagi kabut yang pergi

Arti senyummu
satu dari yang tersisa....
meramaikan sepi hariku,

Arti senyummu
menemukan kehilangan diri,
dalam rangka ku menjauh dari riuhnya dunia

Arti senyummu
mendinginkan panasnya hati
dalam rangka penjelajahan di matahari

Janganlah kamu seperti kabut
kadang ada....lalu pergi
aku ingin
kau tetap di sini

Embun Mata

fajar naik perlahan
satu butir embun tak jadi jatuh dari daun
tertahan oleh angin pagi

ingat kah??
malam itu kau pun menciptakan butiran air
kau tahan dengan bibir yang bergetar
lalu aku berkata:
simpan saja ketenanganmu, lalu menangislah
di dadaku masih ada tempat untukmu
marah disembunyikan, jangan kau banggakan
tumpahkan walau mukakku akan tercakar....

fajar naik perlahan
satu butir embun tetap enggan jatuh dari daun
tertahan oleh angin pagi
lalu apa yang akan ku katakan padanya...????

Kenyataan Sang Hamba

Susah menjadi manusia idealis, butuh perjuangan, butuh pengorbanan, butuh latihan-latihan menjadi seorang pendekar, ya....tidak jarang harus menyaksikan, perselisihan antara hati nurani dan kenyataan yang harus dihadapi.....

Ke-Pernah-an Sang Hamba

Aku pernah menjadi Albert Einstein
Memakai kacamat bulat, rambut memutih plus semerawut
Ada yang datang ingin tahu rahasia E=mc2
Kuterangkan apa adanya
Mereka paham, mereka mengerti

Aku pernah menjadi Frank Sinatra
Bersuara vibra, dan pendengar hanyut dalam buaian
Ada yang datang ingin bisa bersiul
Kuluangkan waktu untuk bernyanyi...
Mereka hanyut, mereka meniru

Aku pernah menjadi Bima
Tinggi, besar, gagah, dan berwibawa
Ada yang datang minta perlindungan
Ku buka dadaku, dan ku biarkan dia sembunyi
Mereka merasa damai,

Aku pernah menjadi Ayatullah Khomeini
Dengan sorban yang beratus meter panjangnya
Ada yang datang ingin kesejukan
Aku tiupkan angin, aku kibaskan kipas-kipas
Mereka terlelap

Aku pernah menjadi Bill Gate
Dengan kacamata sebesar kepala, menciptakan teknologi yang tak ada menjadi ada
Ada orang datang ingin menguak misteri
Aku kasih peluang hingga 100 persen
Mereka berubah menjadi teknokrat

Hmmmmmmmm.....................
Aku pernah (bahkan sampai kini) menjadi diriku sendiri
Dengan lakon yang kalian lihat
Tak ada orang yang datang, sepi.........
Aku duduk bersila dan men-suri-kan diri
Mereka semakin pergi..........